Kuhlthaus
Pengertian
Metode Pembelajaran Inquiry
Inquiry merupakan
pendekatan pembelajaran di mana siswa menemukan, menggunakan variasi sumber
informasi dan ide untuk lebih memahami, suatu permasalahan, topik, atau isu.
Hal ini tidak hanya sekedar menjawab pertanyaan tetapi juga melalui investigasi, eksplorasi,
mencari, bertanya, meneliti, dan mempelajari. (Kuhlthau, 2007 yang dikutip dalam
Sumarmi, 2012: 17).
Sedangkan menurut (Mulyatiningsih,
2012: 235) Inquiry adalah metode yang melibatakan peserta
didik dalam proses pengumpulan data dan pengujian hipotesis, guru membimbing
peserta didik untuk menemukan pengertian baru, mengamati perubahan pada praktik
uji coba, dan memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalaman belajar mereka
sendiri.
Dari beberapa pendapat ahli diatas
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inquiry merupakan
kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa
untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia, atau peristiwa) dengan
sistematis, kritis, logis dan analistis sehingga siswa dapat merumuskan sendiri
penemuanya dengan rasa percaya diri.
Langkah-langkah
metode pembelajaran enquiry:
·
Merumuskan masalah. Dalam hal ini, kemampuan yang
dituntut yakni kesadaran terhadap masalah, melihat pentingnya masalah, dan
merumuskan masalah.
·
Mengembangkan hipotesis. Dalam hal ini kemampuan yang
dituntut dalam mengembangkan hipotesis yakni menguji dan menggolongkan data
yang dapat diperoleh, melihat dan merumuskan hubungan yang ada secara logis,
dan merumuskan hipotesis.
·
Menguji jawaban tentative. Dalam hal ini, kemampuan yang
dituntut antara lain (a) merakit peristiwa yang terdiri atas mengidentifikasi
peristiwa yang dibutuhkan, mengumpulkan data, mengevaluasi data, dan
mengklasifikasi data; (b) analisis data yang terdiri atas melihat hubungan,
mencatat persamaan dan perbedaan, dan mengidentifikasi trend,
sekuensi, dan keteraturan.
·
Menarik kesimpulan. Dalam hal ini, kemampuan yang dituntut yakni (a)
mencari pola dan makna hubungan; sekaligus (b) merumuskan kesimpulan
·
Menerapkan
kesimpulan dan generalisasi (Sumarmi, 2012: 18)
Kelebihan
metode pembelajaran inquiry:
· - Mengembangkan
keteramapilan sosial, bahasa, dan membaca.
· - Mengonstruksi
pemahaman mereka.
· - Membuat
siswa mandiri dalam riset dan pembelajaran.
· - Termotivasi
untuk membentuk pengalaman tingkat tinggi.
· - Memiliki
strategi belajar dan terampil mentransfer pada proyek inquiry yang
lain (Kuhlthau, 2007)
Kekurangan metode pembelajaran
inquiry:
· - Memerlukan
perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima informasi dari guru apa
adanya, ke arah membiasakan belajar mandiri dan berkelompok dengan mencari dan
mengolah informasi sendiri. Mengubah kebiasaan bukanlah sesuatu yang mudah,
apalagi kebiasaan yang telah bertahun-tahun dilakukan.
· - Guru
dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai pemberi informasi
menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar. Inipun
bukan pekerjaan yang mudah karena umumnya guru merasa belum puas kalau tidak
banyak menyajikan informasi (ceramah).
· - Metode
ini memberikan kebebasan pada siswa dalam belajar, tetapi tidak berarti
menjamin bahwa siswa belajar dengan tekun, penuh aktivitas, dan terarah.
· - Cara
belajar siswa dalam metode ini menuntut bimbingan guru yang lebih baik. Dalam
kondisi siswa banyak (kelas besar) dan guru terbatas, agaknya metode ini sulit
terlaksana dengan baik.
Flip It !
Flip merupakan cerminan dari gambar dasar suatu barang atau
suatu wujud semula. Flip bisa dicontohkan dengan gambar atau foto atau
sebagainya.
Gambar 1. Contoh Flip
Alberta Inquiry
Teori Tentang Model Pembelajaran
Inkuiri
Ada
tiga (3) macam cara model pembelajaran inkuiri menurut Sunand dan Trownbridge,
1973, yang dijelaskan dalam pembagian inkuiri oleh Mulyasa (dalam Yusman,
2010), yaitu: (1). Inkuiri Terpimpin (guide Inquiry), dengan adanya
pedoman mengenai cara penyusunan, pencatatan data, perencanaan, dan perumusan
masalah dibuat oleh guru untuk peserta didik sesuai kebutuhannya; (2). Inkuiri
Bebas (free inquiry), dengan melibatkan peserta didik dalam suatu
kelompok sesuai pembagian tugasnya untuk melakukan penelitian bebas layaknya
ilmuwan; dan (3). Inkuiri Bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry),
dengan guru memberikan masalah dan peserta didik diminta untuk memecahkan
masalah tersebut melalui observasi, eksplorasi, dan prosedur penelitian yang
diajarkan.
Langkah-langkah pelaksanaan inkuiri
menurut Gulo yang dikutip oleh Trianto (dalam Yusman, 2010) adalah sebagai
berikut:
· - Mengajukan
pertanyaan atau permasalahan.
· - Guru
menulis masalah di papan tulis dan membimbing siswa/kelompok untuk mampu
mengidentifikasi masalah.
· - Merumuskan
hipotesis.
· - Guru
memberikan kesempatan kepada siswa/kelompok dan membimbing siswa/kelompok untuk
memberikan pendapat dalam membentuk suatu hipotesis relevan dan menjadi
prioritas investigasi bersama.
· - Mengumpulkan
data.
· - Guru
memberikan kesempatan dan membimbing siswa/kelompok untuk menentukan dan
mengurutkan langkah-langkah percobaan/penyelesaian masalah yang sesuai dengan
rumusan hipotesis.
· - Analisis
data.
· - Guru
membimbing siswa/kelompok untuk menemukan informasi dalam
percobaan/penyelesaian masalah.
· - Membuat
kesimpulan.
· - Guru
memberikan kesempatan kepada setiap siswa/kelompok untuk memaparkan hasil
pengolahan data dan menyimpulkannya.
Kelebihan dari model pembelajaran
inkuiri disimpulkan dari dua pernyataan menurut Amin, 1987, dan Roestiyah, 2008
(dalam Yusman, 2010) adalah:
- · Mendorong siswa agar dapat berpikir dan bekerja atas inisiatif diri sendiri, bersikap jujur, objektif, dan terbuka.
- · Menciptakan suasana akademik yang merangsang belajar dan mendukung pembelajaran berpusat pada siswa.
- · Membantu siswa mengembangkan konsep diri yang positif, sehingga siswa mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide yang lebih baik.
- · Meningkatkan harapan akan kesempatan siswa untuk mengembangkan ide agar dapat menyelesaikan tugas dengan caranya sendiri, intuitif, belajar mandiri, dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
- · Mengembangkan bakat atau kecakapan/keterampilan individual siswa secara optimal.
- · Memberikan kepuasan hasil belajar siswa yang bersifat intrinsik.
- · Menghindari gaya belajar menghafal yang biasa dilakukan siswa dan menggunakana ingatan dan transfer pada situasi belajar yang lebih hidup.
- · Memberikan waktu kepada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Adapun kekurangan model pembelajaran
inkuiri menurut Rostiyah dalam Yusman (2010), adalah:
- · Diperlukan waktu yang banyak untuk menerapkan inkuiri sehingga sangat tidak sesuai bila digunakan pada sekolah dengan sistem jadwal pembelajaran yang kaku.
- · Tidak bisa digunakan pada semua bidang mata pelajaran.
- · Masih banyak siswa lebih suka pada cara belajar tradisional.
- · Masih banyak siswa yang tidak mau terlibat dalam proses berpikir didalam inkuiri
Big 6
Salah
satu model Literasi Informasi yang paling banyak digunakan di sekolah-sekolah
dan di lembaga pendidikan adalah the Big6. The Big6 dikembangkan oleh 2 orang
professor di bidang ilmu informasi dari Universitas Syracusse. Mereka juga
sudah berpengalaman dalam mengajar di sekolah-sekolah di Amerika selama puluhan
tahun.
Dari
penelitian dan pengamatan mereka selama puluhan tahun itulah maka lahirlah
sebuah rumusan yang agak berbeda dengan beberapa model Literasi Informasi yang
sudah dibuat sebelumnya seperti model Kulthau dan Strippling misalnya.
Keunikan
dari model the Big6 ini antara lain adalah karena model ini di klaim oleh
pembuatnya sebagai sebuah model “problem solving” dalam menyelesaikan masalah
informasi. Hal ini berbeda dengan beberapa model lainnya yang memang sudah
diarahkan secara khusus untuk menyelesaikan masalah dalam penulisan.
Karena
itu, maka model ini sifatnya lebih fleksibel dari model-model literasi informasi
lainnya, karena model ini bisa diterapkan pada hampir semua masalah manusia
yang berkaitan dengan pengambilan keputusan yang menggunakan informasi sebagai
dasar pengambilan keputusannya. Misalnya : memutuskan apakah saya harus membeli
buku A atau B? Apakah saya harus bekerja sambil sekolah? Apa yang akan saya
bawa sebagai hadiah ulang tahun temanku Robi? Apakah topik esai yang akan aku
pilih? dan sebagainya.
The
Big6 seperti namanya, memiliki 6 buah langkah efektif yang bisa digunakan untuk
menyelesaikan masalah, “step by step”. Setiap langkah diperjelas dengan 2
subdivisi.Keenam langkah tersebut adalah:
Step 1
Task
Definition/Mendefinisikan masalah.
Dalam
tahap ini, kita diajak untuk memulai perjalanan untuk memecahkan masalah kita
dengan mendefinisikan masalah secara menyeluruh. Step pertama ini terdiri dari
2 subdivisi sbb:
Definisikan
permasalahannya. Dalam penulisan, maka tahap ini adalah penentuan topik dan
menjelaskan pertanyaan riset (Research Question). Cara yang digunakan untuk
mendapatkan topic, misalnya dengan cara : brainstorming menggunakan 5W-1H, free
writing, dsb.
Mengidentifikasi
kebutuhan informasi. Disini kita berusaha membatasi kebutuhan informasi pada
apa yang menjadi persoalan saja. Kita bisa mendaftarkan semua “keyword” yang
berhubungan dengan topic yang kita pilih. Misalnya dengan menggunakan “mind
mapping”.
Step 2
Information
Seeking Strategies/ Strategi pencarian informasi.
Dalam
tahap ini, setelah kita membatasi informasi apa yang akan kita cari, maka
kitapun dapat membatasi perencanaan terhadap sumber-sumber informasi yang kita
cari. Minimal yang menjadi criteria penyeleksian sumber, adalah : otritatif,
kebaruan, dan akurasi. Subdivisi dari tahap 2 ini adalah:
a. Melakukan
brainstorm terhadap semua sumber informasi pendukung yang mungkin untuk
digunakan. Untuk itu, maka siswa haruslah diajar untuk memiliki wawasan yang
luas terhadap berbagai sumber informasi, baik yang tersedia di perpustakaan,
ataupun sumber-sumber yang bersifat primer seperti wawancara langsung kepada
narasumber, pengambilan foto, pencatatan data dengan observasi. Dsb.
b. Memilih
sumber-sumber yang terbaik. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan 3
kriteria pemilihan sumber diatas, yaitu: otoritatif, kebaruan dan akurasi.
Tentunya, semua itu juga disesuaikan oleh lama waktu pengerjaan, dan
ketersediaan sumber informasi.
Step 3
Location
and Access/ Lokasi dan akses
Tahap
ini merupakan tahap dimana siswa harus memiliki kemampuan untuk menggunakan
indeks. Hampir semua informasi yang tersedia didunia ini tersusun dalam indeks,
agar memungkinkan untuk ditemukan kembali dengan cepat. Buku-buku teks biasanya
memiliki indeks dibagian belakang halamannya. Ensiklopedia, baik umum maupun
khusus juga memiliki indeks yang biasanya merupakan volume terakhir dari
jajaran semua volumnya.Perpustakaan juga memiliki indeks berupa OPAC (Online
Public Access Catalog), begitupun internet dengan search engine-nya.
Dengan
kemampuan menggunakan indeks ini, maka pencarian informasi yang tersimpan dalam
berbagai sumber informasi dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien.
Adapun subdivisi dari step ini adalah:
a. Mencari
sumber-sumber informasi. Disini kemampuan siswa dalam mengenali lokasi
sumber-sumber informasi sangat dibutuhkan. Misalnya kemampuan mencari buku yang
sesuai dengan menggunakan OPAC dan menggunakan “Boolean” untuk mempersempit, memperluas
pencarian melalui indeks elektronik seperti OPAC dan search engine atau meta
search engine yang ada.
b. Mencari
informasi dalam sumber. Disini kita dihadapkan pada persoalan untuk mengenali
informasi yang kita butuhkan. Ingat, tidak semua informasi yang kita dapatkan
dari berbagai sumber itu dibutuhkan. Karena itu maka kita harus mencari
sumber-sumber, serta informasi yang relevan dengan kebutuhan kita.
Step 4
Use
of Information/Menggunakan informasi yang sudah tersedia. Dalam tahap ini kita
dihadapkan pada masalah pemilihan cara yang efektif untuk menyaring dan memeras
informasi yang banyak jumlahnya tersebut menjadi informasi yang terseleksi dan
siap dipakai dalam berbagai permasalahan kita. JIka kasusnya adalah menulis,
maka pada tahap keempat ini kita dihadapkan pada tahap dimana semua informasi
sudah berada ditangan kita, dan kita harus menyeleksi informasi ditangan kita
tersebut. Subdivisi dari tahap ke empat ini adalah sebabagai berikut:
a. Engage/
menangani informasi yang tersimpan, dengan cara membaca, mendengarkan,
mewawancarai, mengamati dan mengobservasi informasi tersebut. Disini siswa bisa
diajarkan beberapa keahlian, seperti note taking dengan menggunakan tehnik
seperti cornell, mindmapping, dsb. Juga beberapa tehnik untuk membaca, seperti
tehnik afiksasi membaca cepat, atau SQ3R (Survei, Questioning, Reading, Recite,
Review).
b. Menyarikan
informasi yang ada. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan: kutipan, atau
paraphrase dan membuat summary. Dengan menggunakan berbagai cara ini maka kita
dapat mengambil dan mengidentifikasi bagian-bagian yang benar-benar penting dan
relevan dengan permasalahan kita.
Step 5
Synthesis/Sintesa.
Dalam
step ini, kita melakukan penggabungan berbagai informasi yang telah kita
dapatkan dan masih tersebar secara konsep. Subdivisinya adalah:
a. Organise/mengorganisasikan
berbagai sumber yang terpisah-pisah menjadi satu bentuk produk/hasil yang
sitematis. Untuk itu dalam tahap ini beberapa keahlian harus diajarkan kepada
siswa, seperti misalnya menulis, membuat “outline” karangan, dan berbagai tips
untuk membuat kalimat yang efektif, atau menggunakan ilustrasi dan sebagainya.
b. Presentasi,
yaitu menunjukkan, menyebarkan informasi yang tersimpan dalam produk kita
kepada orang lain. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, tergantung
konteksnya. Misalnya presentasi powerpoint, data statistic, table,
perbandingan, cerita, narasi, bentuk-bentuk sastra seperti puisi, cerpen dab.
Untuk subdivisi ini siswa membutuhkan keahlianpenggunaan software pembantu
dalam membuat presentasi, seperti powerpoin, flash, movie maker dsb.
Step
6
Evaluasi.
Dalam tahapan ini, yang diharapkan adalah bagaimana siswa dapat memberikan
penilaian terhadap hasil dan proses yang sudah berhasil dilaluinya. Adapun
subdivisi dalam tahapan evaluasi ini adalah meliputi:
a. Evaluasi
produk, yaitu evaluasi mengenai bentuk hasil/produk dari kegiat an riset yang
kita lakukan. Misalnya dengan memperhatikan beberapa pertanyaan seperti: Apakah
tulisan kita sudah dapat menjawab pertannyaan di dalam introduction? Apakah
pernyataan-pernyataan dan argumentasi kita sudah cukup didukung oleh fakta yang
tersimpan dalam berbagai sumber. Apakah sudah cukup grafik, tabel yang kita
harus pakai untuk mendukung pendapat kita.
b. Evaluasi
proses, yaitu evaluasi yang lebih mengarah pada: cara dan proses pembuatan
tulisan tersebut. Beberapa pertanyaan yang bisa membantu dalam evaluasi proses
adalah: Kesulitan apa yang harus dihadapi saat mengerjakan tugas ini? Langkah
yang mana yang paling sulit untuk dikerjakan? Apa yang harus saya ubah dalam
mengerjakan proses yang sama seperti ini di waktu yang akan datang?
Sumber:
http://planforplane.blogspot.co.id/2014/02/analisis-hasil-penelitian-pengaruh.html
http://dbaskoro.blogspot.co.id/2009/03/literasi-informasi-6-big6-sebagai-salah.html
http://dbaskoro.blogspot.co.id/2009/03/literasi-informasi-6-big6-sebagai-salah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar